Aperçu avant impression Fermer

Affichage de 47 résultats

Description archivistique
Seulement les descriptions de haut niveau
Aperçu avant impression Affichage :

The Tambo Tuanku Imam Bonjol Manuscript

  • MOWCAP 2024
  • Collection
  • 1772 – 1864

The Tambo Tuanku Imam Bonjol (TTIB) is a single manuscript (codex unicus) in the world. This manuscript was written by the son of Tuanku Imam Bonjol (1772 – 1864) named Naali Sutan Caniago while he accompanied Tuanku Imam Bonjol's exile in Manado. In general, this manuscript contains a summary of the history of the Padri War in West Sumatra in the 19th century. The manuscript consists of three parts: the first part is about the memoirs of Tuanku Imam Bonjol; the second is the memoirs of Naali Sutan Caniago; the last one is the minutes of two meetings held in the Minangkabau highland in 1865 and

  1. The main message of the TTIB manuscript is the awareness of Tuanku Imam Bonjol that egalitarianism and peace must be put forward rather than war. For the people of West Sumatra or Minangkabau, Imam Bonjol is claimed to be the leader of a reformist school and also a community leader in defending his land from invaders. His role in West Sumatra is taught in schools so that every citizen in the region and also in Indonesia recognizes him as a national hero.

The Kartini Letters and Archive: the struggle for gender equality

  • ID 15032 ID-ANRI Kartini
  • Collection
  • 1879 - 1904

The documents in these collections form an integral basis for understanding the life and ideas of Raden Ajeng Kartini (1879-1904). Kartini's letters, which are kept in Dutch institutions, represent the source and foundation of her ideas, while the impact of those letters on education, emancipation and the struggle for gender equality can be found in the Kartini archive in Indonesia.
Already during her short lifetime until the present day, Kartini has been a major inspirational force in Indonesian and international debates on education, feminism, and gender equality

Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad 20 (1900 - 1942)

  • Collection
  • 1900 - 1942

Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem Awal Abad 20 (1900-1942) berjumlah 192 lembar arsip tekstual dalam 3 Bahasa (Melayu-Tionghoa, Belanda, Mandarin), berisi informasi jaringan dagang batik Lasem yang terkenal dengan julukan Tiongkok Kecil menjadi salah satu produsen batik terbesar di Hindia Belanda bersama Pekalongan dan Solo. Jaringan dagangnya meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Banda serta negara jajahan Inggris seperti Singapura dan Malaysia. Koleksi ini memiliki nilai penting sejarah, kebudayaan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan jati diri bangsa yang berkaitan erat dengan:

  1. Keberadaan arsip tekstual di Museum Nyah Lasem menggambarkan pergerakan ekonomi, politik dan sosial mikro di kawasan Lasem (Kabupaten Rembang) yang berhubungan dengan pemerintahan, pemangku kepentingan rantai nilai batik Lasem dan hubungan kemanusiaan.
  2. Tempat spesifik yang memiliki nilai penting, yaitu Lasem kota bersejarah yang saat ini sedang berproses sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional sejak 2019.
  3. Hubungan dengan negara atau komunitas lain, antara daerah dan antar provinsi: hubungan terutama dagang dengan komunitas lain, antar daerah dan antar provinsi terekam dalam arsip surat-menyurat beberapa perusahaan batik Lasem.

Rehabilitation Centrum Prof. Dr. R. Soeharso

  • ID MOWCAP RS
  • Collection
  • 1945 - 1950

Post Indonesian revolutionary war (1945-1950), many victims were physically injured and suffered mental illness. The Rehabilitation Center of Prof. R. Soeharso Surakarta became Asia’s first and largest rehabilitation center implementing the integrated concept of rehabilitation services. It was the referral center not only in Indonesia but also in the Asia-Pacific region in the 1950s-1970s. It not only provided medical treatment, but also the empowerment of the economy, social, and culture of the people with disabilities, notably providing equal treatment for women and girls with disabilities. The archives consist of textual (475 files), and photographic (2157) documents).

Khazanah Arsip dr. A.K. Gani “Pioneer Aviation Corp. N.V.” Perintis Penerbangan Swasta di Indonesia (1951 sampai dengan 1957)

  • Collection
  • 1951-1957

Gejolak politik di dalam negeri setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda, belum sepenuhnya sistem kelembagaan dan aspek-aspek yudisial langsung begitu saja diberlakukan/diterapkan. Indonesia masih harus menjalani transisi bidang politik dan
hukum tidak saja untuk kepentingan nasional bahkan terhadap hukum internasional yang berlaku saat itu. Namun itu tidak menyurutkan langkah “Pioneer Aviation Corp. N.V.” untuk mendapatkan peluang dan kesempatan dalam dunia bisnis penerbangan di Indonesia.
Liku-liku dalam investasi dan negosiasi atas per-undangan dan jaminan dunia usaha cukup berat dilakukan pada saat itu. dr. A.K. Gani dan beberapa koleganya yang visioner lainnya mencoba memulai berinvestasi di bidang transportasi udara atau penerbangan, ternyata mempunyai pandangan lain bahwa iklim investasi, kepercayaan dunia internasional dan pengakuan kepada Republik Indonesia pada masa itu, dapat ditingkatkan melalui jalur penerbangan komersil yang saat itu masih menjadi “Bisnis Teknologi Transportasi” ekslusif dan terbatas. Meskipun belum dianggap berhasil mendapatkan pengakuan dan legalitas secara terbuka, setidaknya “Pioneer Aviation Corp. N.V.” telah menjadi perintis penerbangan komersil swasta di Indonesia hingga saat ini.
Khazanah Arsip dr. A.K. Gani “Pioneer Aviation Corp. N.V.” Perintis Penerbangan Swasta di Indonesia (1951 sampai dengan 1957) tersimpan di Museum dr. A.K.Gani Palembang dalam bentuk tektual, photo dan telah di Digitalisasi, yang menggambarkan perubahan bisnis transportasi udara di Indonesia.

Résultats 1 à 10 sur 47